
fromhiptohousewife.com – Israel mencatat sejarah baru dalam diplomasi global. Pada akhir Desember 2025, Israel secara resmi mengakui kemerdekaan Somaliland dan menjadikannya negara pertama di dunia yang mengambil langkah tersebut. Keputusan ini langsung mengubah peta politik Afrika Timur dan memicu gelombang reaksi internasional.
Langkah Israel ini menutup penantian panjang Somaliland yang telah memproklamasikan kemerdekaan sejak 1991. Selama lebih dari tiga dekade, wilayah tersebut membangun pemerintahan sendiri, menjaga stabilitas, dan menggelar pemilu demokratis tanpa pengakuan internasional. Kini, Israel membuka babak baru bagi Somaliland di panggung dunia.
Pengakuan Resmi yang Mengubah Sejarah
Pemerintah Israel mengumumkan pengakuan tersebut melalui deklarasi bersama dengan Presiden Somaliland Abdirahman Mohamed Abdullahi. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya mengakui Somaliland sebagai negara merdeka dan berdaulat sepenuhnya.
Melalui deklarasi ini, kedua pihak sepakat membuka hubungan diplomatik penuh. Negara Yahudi dan Somaliland segera mempersiapkan pembukaan kedutaan serta penunjukan duta besar. Langkah cepat ini menegaskan keseriusan kedua negara dalam membangun kemitraan jangka panjang.
Selain itu, Negara Yahudi menyatakan kesiapan memperluas kerja sama di bidang keamanan, ekonomi, teknologi, dan pendidikan. Somaliland menyambut langkah ini dengan antusias dan menyebut Israel sebagai mitra strategis penting di kawasan Afrika Timur.
Kepentingan Strategis Israel di Afrika Timur
Israel tidak mengambil keputusan ini tanpa perhitungan matang. Secara geografis, Somaliland memiliki posisi strategis di Teluk Aden, jalur vital perdagangan global yang menghubungkan Timur Tengah, Afrika, dan Eropa. Dengan menjalin hubungan resmi, Israel memperkuat pengaruhnya di kawasan yang sangat penting bagi stabilitas maritim.
Selain faktor geopolitik, Negara Yahudi juga melihat peluang kerja sama keamanan. Somaliland selama bertahun-tahun menjaga stabilitas internal di tengah kawasan yang rawan konflik. Oleh karena itu, Negara Yahudi menilai Somaliland sebagai mitra potensial dalam menjaga keamanan regional dan memerangi ekstremisme.
Lebih jauh lagi, langkah ini sejalan dengan semangat normalisasi hubungan internasional yang sebelumnya muncul melalui Abraham Accords. Presiden Somaliland bahkan menyatakan kesiapan negaranya untuk bergabung dalam inisiatif tersebut.
Reaksi Keras Somalia dan Negara Kawasan
Di sisi lain, keputusan Negara Yahudi langsung memicu penolakan keras dari Somalia. Pemerintah Somalia menegaskan bahwa Somaliland tetap bagian sah dari wilayah kedaulatan Somalia. Somalia menilai langkah Israel sebagai pelanggaran terhadap integritas wilayah nasional.
Selain Somalia, Mesir, Turki, dan Djibouti juga menyuarakan penolakan terbuka. Negara-negara tersebut menyatakan dukungan penuh terhadap keutuhan Somalia dan menolak segala bentuk pengakuan terhadap Somaliland. Uni Afrika turut mengambil sikap tegas dengan menegaskan kembali komitmennya terhadap persatuan Somalia.
Reaksi keras ini menunjukkan bahwa pengakuan Israel berpotensi memicu ketegangan diplomatik baru di kawasan Afrika Timur dan Timur Tengah.
Dampak Geopolitik yang Lebih Luas
Pengakuan Negara Yahudi membuka peluang bagi negara lain untuk mengambil langkah serupa. Jika negara-negara Barat atau Afrika mengikuti jejak Israel, posisi Somaliland di panggung internasional akan semakin kuat. Namun, langkah tersebut juga berisiko memperuncing konflik diplomatik di kawasan.
Bagi Afrika Timur, keputusan ini menandai fase baru dinamika regional. Negara-negara di kawasan kini harus menyesuaikan strategi diplomasi mereka menghadapi perubahan peta kekuatan baru.
Sementara itu, bagi Israel, langkah ini mempertegas ambisinya memperluas jaringan diplomatik global dan memperkuat posisi strategis di jalur perdagangan internasional.
Somaliland Melangkah ke Babak Baru
Bagi Somaliland, pengakuan Negara Yahudi menjadi tonggak bersejarah. Pemerintah Somaliland melihat langkah ini sebagai pengakuan atas stabilitas politik, sistem demokrasi, dan kemampuan mengelola pemerintahan secara mandiri selama puluhan tahun.
Presiden Abdirahman Mohamed Abdullahi menyatakan bahwa Somaliland siap membuka diri terhadap hubungan internasional yang lebih luas. Ia menegaskan komitmen negaranya terhadap perdamaian, kerja sama, dan pembangunan berkelanjutan.
Ke depan, Somaliland berharap pengakuan ini menjadi pintu masuk menuju legitimasi internasional yang lebih luas dan investasi global yang lebih besar.



